Margonda-Depok (21/7/19)-Muhasabah diambil dari kata “hasiba yahsabu” yang kemudian dikerucutkan menjadi kata “hisab”. Secara etimologi, kata “hisab” bermakna “penghitungan”, sedangkan menurut syar’ kata muhasabah didefinisikan sebagai suatu usaha evaluasi diri sendiri terhadap segala hal yang telah dilakukan.
Segala hal atau perbuatan yang kita lakukan sebagai umat muslim baik bersifat vertikal (kepada Allah SWT) maupun kepada Manusia.
Awali kegiatan di setiap hari Jum’at dengan, tadarus Al Quran, pembacaan Ratibul Haddad, dan Sholat Dhuha, agar energi Positive selalu meliputi anak didik dalam menjalankan aktifitas belajar mengajar agar mendapat keberkahan dan ilmu yang mangfaat.
Beriman kepada yang Ghaib adalah perintah Allah, dalam surah Al Baqoroh jelas termaktib, iman kepada hal Ghabi dan mendirikan Shalat adalah teks amanah yang harus ditanamkan semenjak kecil.
Surga, Neraka itu Ghaib, iman yang harus sejak dini ditanamkan bagi penganut ajaran Islam, terutama bagi pelajar tingkat menengah pertama, mereka harus diberi pemahaman tentang ilmu Tauhid.
Sebagaimana kalam sayyidina Al Imam Ali bin Abi Thalib Karamallahu wajhah berkata “Awwaluddin Ma’rifatullah”, hakikat pertama dari pengenalan Agama adalah harus ditanamkan bagaimana kita memberi pelajaran tentang Tauhid, ke-Esaan Allah, Allah itu ada dan patut di Imani.
Jelas saja di era Millenial ini, para pelajar mempunyai medan perjuangan yang lebih berat ketimbang masa-masa kita belajar menuntut ilmu dahulu, oleh karena itu seperti nasehat Imam Ali bahwa, Ajarilah anak-anak sesuai dengan zamanya.
Aktivitas ini menjadi rutin dilakukan agak jiwa para siswa menjadi tenang, mudah menangkap ilmu pelajaran, hal-hal spiritual ditanamkan didalam diri mereka agar seimbang antara ilmu dan akhlak yang tujuannya membentengi diri, menanamkan tawadhu dan istiqomah dalam ibadah, ujar ustadz Hakim Hasan, guru Islamic Studies di Sekokah yang berbasis compassionate School ini, yang juga sebagai wakil sekretaris Pergunu kota Depok. 
